Individu dan Masyarakat


Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.orang yang berdiri sendiri disebut individu karena dirinya sudah tidak dapat lagi dibagi dengan sesuatu yang lain. Ketika dirinya terbagi, maka musnahlah hakekat dari dirinya. Sebagai individu, tiap manusia memiliki berbagaimacam komponen penyusun yang komplek. Baik berupa organ-organ biologis, psikologi ataupun ruhnya yang terlepas dari sisi psikologinya. Ketiga komponen inilah yang kemudian menyatu menjadi sesuatu yang tidak dapat terpisahkan hingga akhirnya dapat di sebut sebagai sebuah individu. Sedangkan masyarakat Menurut Selo Sumarjan (1974)  adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dari definisi yang disebutkan oleh selo sumarjan, kita dapat mengetahui bahwa kumpulan dari individu-individu yang kemudian menghasilkan sebuah kebudayaan itulah yang disebut sebagai sebuah masyarakat. Adapun hubungan antara individu dan masyarakat adalah, individu merupakan komponen penyusun dari masyarakat.
Kembali pada poin dari nilai dasar perjuangan HMI. Dalam nilai dasar perjuangan HMI, individu dan masyarakat dibahas dalam poin poin tersendiri dengan tujuan supaya para kader HMI dapat memahami dengan jelas konsep hubungan antara individu dan masyarakat yang HMI tawarkan. Konsep ini, merupakan sebuah kerangka berpikir tentang bagaimana kader HMI memandang dirinya dan masyarakat. Sehingga konsep ini memang harus benar-benar dimatangkan supaya arah pergerakan untuk mencapai tujuan HMI (tercapainya masyarakat yang adil dan makmur) dapat tercapai.
Sebagai seorang kader dari HMI, hubungan antara dirinya dan masyarakat merupakan cerminan dari hubungan antara seorang muslim dan masyarakat. Dimana seorang muslim diwajibkan untuk ikut aktif dalam proses perjalanan masyarakat hingga melahirkan sebuah budaya yang sesuai dengan konsep islam. Dari sini jelas dapat diketahui bahwa seorang kader HMI harus benar-benar menjalankan perannya sebagai seorang insan pencipta, pengabdi dan akademiknya untuk kemajuan masyarakatnya. Dengan berpikir kritis, merdeka dan solutif demi mencapai tujuan tersebut.
Adapun konsep masyarakat yang didambakan oleh sebagian besar kader HMI adalah konsep masyarakat yang bernafaskan islam. Sedangkan bernafaskan islam yang dimaksudkan adalah sebuah masyarakat yang tiap individunya sadar akan adanya perbedaan yang ada. Sehingga konflik yang terjadi antar individu yang terdapat dalam masyarakat tersebut dapat diminimalisir. Sehingga dapat diketahui bahwa peran seorang kader HMI adalah melindungi semua golongan yang hidup di dalam masyarakat tersebut. Proses melindungi ini tidak harus dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh khulafaur rasyidin atau pemerintahan setelahnya namun menggunakan cara yang tidak melanggar ajaran agamanya (dengan cara baik). Sebagian yang lain dari kader HMI berpandangan berbeda. Mereka ada juga yang berpandangan bahwa, masyarakat yang bernafaskan islam adalah masyarakat yang kesemuanya berjiwa muslim. Sehingga aturan yang digunakan juga harus menggunakan aturan yang pernah digunakan oleh khulafaur rasyidin ataupun bani-bani sesudahnya. Sehingga mereka sebagian besar berusaha untuk memperjuangkan masyarakat yang benar-benar mengikuti aturan syar’i.
Memang terdapat 2 golongan yang berbeda di HMI dalam menggambarkan konsep masyarakat ini. adapun letak perbedaan yang membedakan keduanya adalah terletak pada pandangan tentang konsep masyarakat islam. Namun dari sini dapat diketahui bahwa, konsep masyarakat yang diinginkan oleh kader HMI adalah konsep masyarakat ala islam yang meskipun dalam prakteknya belum terdapat kesepakatan mutlak tentang konsep spesifik yang harus di anut oleh kader HMI. Perbedaan pandangan tentang konsep islam ini tak lain disebabkan oleh perbedaan aliran islam yang dianut oleh kader HMI.

pos saya yang berkaitan dengan hal ini:

1. Dasar-dasar kepercayaan
2. Kedudukan NDP HMI
3. Ikhtiar dan takdir
4. Sejarah perumusan NDP HMI
5. pengantar dari saya
6. ketuhanan yang maha esa dan kemanusiaan

No comments:

Post a Comment