NDP HMI |
Tidak bisa kita
pungkiri bahwa seluruh umat beragama mengakui bahwa tuhan yang mereka sembah
adalah esa. Sehingga keesaan tuhan ini menjadi sebuah kebenaran yang tanpa
adanya kesepakatan sekalipun mutlak dengan sendirinya. Karena memang sifat esa
tuhan ini sesuai dengan dasar logika yang dimiliki oleh manusia. Sehingga ketika
seseorang berpikir tentang jumlah tuhan, maka jumlah yang paling masuk akal
buat mereka adalah esa. Oleh karena itulah ketuhanan yang esa dijadikan sebagai
dasar dari negara kita juga.
Ketuhanan yang esa
hendaknya benar-benar dihayati dan diyakini agar dapat meresap kedalam jiwa
masing-masing pemeluknya. Karena sebenarnya dari sifat yang esa ini lah
sebeanarnya aturan tentang kemasyarakatan itu muncul. Logikanya, ketika tuhan benar-benar
esa, maka tak satupun makhluk yang akan mampu menjadi tuhan atau bahkan
menyerupainya. Meskipun pada hakekatnya, di dalam dirinya terdapat sebagian
dari nilai ketuhanan.
Idealnya, tuhan yang
esa tersebut memiliki sifat-sifat yang beraneka ragam. Sifat-sifat tersebutlah
yang hendaknya membedakan antara dirinya dan makhluknya. Namun dalam perannya,
ternyata tuhan menaruh sedikit dari sifat-sifat yang dia miliki kepada
makhluknya. Meskipun pada hakekatnya, sifat-sifat itu bersifat semu. Kesemuan sifat
tuhan yang di miliki makhluknya tidak berarti bahwa makhluk tuhan tersebut pada
hakekatnya adalah tuhan dan yang membedakan hanya sifat yang nyata dan semunya.
Namun lebih pada lewat makhluknyalah kita dapat mengenal tuhan dengan lebih
baik.
Memang banyak
penjelasan yang menerangkan bahwa untuk mengenal tuhan maka kenalilah lewat
makhluknya. Hal ini tak lain seperti halnya sebuah sekolah. Ketika saat kita
sekolah di jurusan arsitektur, maka untuk mengenali sebuah bangunan yang rumit,
kita harus mengenalinya lewat rancangan-rancangan yang masih berupa gambar dari
bangunan tersebut. Bahkan terkadang rancangan disain yang dipelajari cendrung
terpisah satu sama lainnya antara bagian gedung yang satu dan yang satunya. Seperti
itu pulalah saat kita mempelajari tentang tuhan. Bahwa hendaknya kita harus
memulainya dari gambaran semu tentang dirinya yang berupa alam semesta baru
kemudian kita sedikit demi sedikit akan mengenali keberadaan dari zatnya yang
sesungguhnya.
Hubungan antara manusia
yang satu dan yang lainnya tak ubahnya sama dengan hubungan antara desain
bagian yang satu dan yang lainnya dari sebuah bangunan. Sehingga dalam islam
sendiri, jelas diterangkan bahwa manusia yang satu dan yang lainnya adalah
sama. Sedang yang membedakannya hanyalah tingkat ketakwaannya. Dari sini jelas
bahwa islam benar-benar menjunjung tinggi persamaan drajat dari semua manusia. Bahkan
islam sendiri tidak mengenal sistem ras yang pada zaman pertengahan sempat
menjadi permasalahan yang mampu membedakan antara orang yang satu dan yang
lainnya.
Ketuhanan yang esa
merupakan sebuah pondasi dasar yang menjadikan konsep kemanusian dalam islam
adalah satu. Yaitu semua manusia adalah berkedudukan sama. Logikanya, karena
tuhan yang disembah adalah satu, maka secara tidak langsung, manusia yang menyembah
tuhan adalah sama. Yaitu sama-sama menyembah tuhan yang satu tersebut. Karena tuhannya
yang satu dan karena tuhannya hanya memiliki satu pandangan tentang kemanusiaan
maka manusia yang menyembahnya juga haruslah terdiri dari satu golongan yaitu
orang yang menyembahnya tersebut. Oleh karena itulah, konsep kemerdekaan dalam
islam didasarkan pada pengakuan terhadap tuhan yang satu ini.
Merdeka bagi islam
sungguh berbeda dengan konsep bebas. Meskipun dalam prakteknya, sebagian besar
manusia mendefinisikan merdeka dan bebas adalah sama. Dalam islam orang merdeka
adalah orang yang bebas dan tidak ada yang membatasinya, namun kebebasannya
tersebut memiliki dasar satu yang kuat, yaitu ketuhanan yang esa. Dalam islam
seseorang dikatakan merdeka ketika dia telah dengan yakin berikrar dan berjanji
untuk mentaati tuhan yang satu (hal ini dapat kita temukan dalam cerita
memerdekaan budak zaman rosulullah). Sedangkan bebas berarti bahwa manusia
tersebut bebas melakukan apapun tanpa adanya dasar yang melandasi tindakannya
tersebut. Dari sini dapat kita ketahui dengan jelas bahwa pada hakekatnya,
setiap manusia adalah bebas. Namun tidak semua manusia merdeka sesuai dengan
yang disebutkan islam (memiliki dasar/meninggikan orang-orang yang bertakwa). Sehingga,
pada dasarnya, islam adalah sebuah agama yang mengakui bahwa manusia adalh
makhluk yang bebas. Namun kebebasan tersebut adalah tingkatan yang paling rendah.
(manusia sama dihadapan tuhan)
Dari anggapan bahwa
semua manusia dianggap sama dihadapan tuhan inilah nantinya konsep tentang
kemanusiaan diturunkan oleh orang barat. Yang kemudian digunakan kembali untuk
menyerang dan mengkucilkan islam. Padahal sebenarnya, islam jauh lebih dulu
mengenal tentang kemanusian katimbang orang barat itu sendiri.
Di era yang semakin liberal meningkatkan sisi kemanusiaan kepada siswa sangat penting, dengan contoh langsung dilapangan untuk menumbuhkan kepedulian
ReplyDelete