Mengapa harus mengganti OS Windows dengan yang Lain?


Sebagaimana pengalaman yang pernah saya rasakan sendiri, menggunakan Operating System Windows terasa begitu melelahkan dan ribet. Sejak pertama menginstal, kita sudah harus disibukkan dengan instalasi driver yang tiap itemnya harus di instal sendiri-sendiri. Memang terdapat beberapa produsen laptop yang sudah menyediakan installer untuk tiap bagiannya dengan satu kali instal, tetapi tetap saja hal itu akan kembali menjadi masalah ketika driver dari laptop hilang (Jujur saya yang pelupa sering kehilangan driver dari PC dan atau Laptop saya). Oleh sebab itulah saya pelan-pelan mencoba menggunakan OS selain windows.
Namun berdasarkan hasil dari pencarian saya di google, kebanyakan orang yang meninggalkan windows lebih disebabkan oleh :

1. Lisensi Windows Tidak gratis 

Mengenai masalah ini, sebenarnya bagi orang indonesia sudah tidak lagi menjadi masalah. Karena windows sudah mengeluarkan kebijakan khusus tentang ini. Yaitu windows memberikan izin bagi orang indonesia untuk membajak produknya (Membuat Crack untuk progam windows). Selain itu, Windows bajakan juga banyak beredar di Indonesia juga. Namun bagi seorang yang pernah mengenyam bangku pendidikan, hal ini tentunya menggelitik nurani saya. 

2. Virus 

Banyaknya virus yang beredar membuat pengguna windows sering kesusahan. Belakangan juga berkembang istilah virus lokal dan luar, yang berarti juga bahwa virus lokal adalah virus yang dibuat oleh developer lokal sedangkan virus luar adalah virus yang dikembangkan oleh developer luar negeri. Sehingga dengan demikian pula, maka minimal harus menggunakan dua anti virus untuk menangani keduanya. Yaitu anti virus lokal dan anti virus luar. Tentunya hal ini disebabkan karena anti virus lokal akan sempurna mengantisipasi virus lokal yang kebanyakan tidak terdetek oleh anti virus luar. Begitu juga dengan sebaliknya.

3. Syarat - syarat akademik

Kebanyakan publisher internasional seperti ISBN dan sebagainya yang berguna untuk publikasi karya ilmiah mensyaratkan bahwa program yang digunakan oleh penulis hendaknya bukan progam bajakan. Hal ini tentunya banyak menimbulkan perdebatan di kalangan akademisi ( Jujur, saya pernah mendengarkan perdebatan ini ketika saya mengerjakan tugas akhir). Kebanyakan dari mereka memang tidak mempermasalahkan tentang OS windows yang secara jelas diperbolehkan bajakan untuk digunakan kaum akademisi, tetapi pada progam turunan dari windows seperti office, adobe dan sebagainya. Semua progam itu tidaklah mendapatkan ketetapan khusus bagi kaum akademisi. Berdasarkan sorotan dari dosen-dosen saya, hal itulah yang kebanyakan membuat karya dari orang-orang indonesia tidak diakui di dunia internasional.

4. Etika anti plagirisme

Sebenarnya plagiarisme di Indonesia sudah sangat marak. Tidak hanya terbatas pada software saja melainkan juga tentang lagu-lagu yang banyak beredar di masyarakat. Sehingga dengan jelas dapat dimengerti bahwa plagiarisme menjadi permasalahan serius dari bangsa ini. Bagi saya probadi, satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan menekankan pada diri sendiri bahwa "plagiarisme itu tidak baik". 
Mulailah menghargai karya orang lain dari dirimu sendiri kawan.

5. Aplikasi standart satu paket

Dalam kebanyakan software open source, semua fasilitas langsung disediakan dalam satu paket sehingga nantinya akan mempermudah kita dalam menggunakannya. adapun progam-progam yang biasanya satu paket dengan open source adalah office, Network, dll

semoga bermanfaat sobat

No comments:

Post a Comment